Kamis, 19 Februari 2009

Keranjingan Mancing

Belakangan ini kurang lebih 3 bulan terakhir ane lagi keranjingan mancing, khususnya mancing ikan mas di empang, nyaris seminggu sekali ane turun ngelapak (lomba) seharian, kadang juga ikut gaplehan (mancing 3 jam an). lokasi empang kebetulan tidak terlalu jauh dari rumah ane, hanya sepuluh menit dari rumah kalo pake motor. "Pemancingan Kumis Cs" itu nama pemancingannya, lokasinya terletak di desa Wadas Kecamatan TelukJambe, Karawang Barat, sekitar 100 meter dari kantor Kelurahan Wadas arah ke Perumnas sebelah kanan jalan (dari pinggir jalan bisa langsung kelihatan ko).
Setidaknya terdapat 6 buah empang di lokasi tersebut, tapi tidak semuanya digunakan untuk lomba, hanya 3 empang yang bener-bener digunakan, karena memang baru ada 3 jenis lomba yang biasa berlangsung disana yaitu : untuk mancing harian, gaplehan dan lomba.
Untuk mancing harian pemancing dikenakan tiket Rp. 20.000 per orang seharian dengan penggunaan joran maksimal 3 joran, setiap pemancing dapat jatah turun ikan 1 kg (+/- sekilo 3 ekoran ). pemancing boleh menentukan lapaknya sendiri, jadi yang datang lebih duluan bisa memilih lapak dengan leluasa, pada mancing harian ini tidak terlalu banyak aturan yang diterapkan, mancing harian tidak menyediakan hadiah, yang ada yang bernasib baik bisa pulang bawa ikan lebih banyak, yang apes ya terima nasib aja.
Selanjutnya yang kedua adalah mancing gaplehan, mancing gaplehan satu sesi berlangsung selama 3 jam, setiap hari ada 2 sesi yaitu pada jam 14.00 s.d 17.00 dan jam 20.00 s.d jam 23.000, ukuran empangnya cukup besar muat sampai 50 peserta dengan harga tiket sebesar Rp. 35.000 dengan rincian 30.000 untuk bayar ikan, 5.000 untuk hadiah pemenang ekor terberat. mancing gaplehan punya risiko bisa nombok jika ikan yang terangkat secara total melebihi jumlah maksimum ikan yang boleh diangkat, ilustrasinya adalah jika jumlah peserta misalnya 10 orang maka jatah ikan maksimal yang boleh diangkat adalah 10 dikali Rp. 30.000 yaitu Rp. 300.000, ini setara dengan ikan seberat 30 Kg. andai saja 10 orang pemancing ini secara total mengangkat ikan seberat 40 kg, maka kelebihan 10 kg nya harus ditanggung renteng, setiap pemancing harus nombok sebesar Rp 20.000 (10 kg dikali 20.000 dibagi 10 orang). jadi sebaiknya kalo mancing gaplehan bawa duit lebihan buat jaga-jaga kalo harus nombok. sebaliknya kalo ikan yang terangkat kurang dari 30 kg, maka sisanya dijadikan hadiah juara kedua (juara kedua biasanya diambil dari jumlah total terberat per orang), kalo hadiah kesatu sudah jelas hitungannya yaitu dari jumlah peserta dikali Rp. 5.000, mengenai juara lomba pada gaplehan sebenarnya bisa dibuat kesepakatan diantara para pemancing dengan penyelenggara.

masih sekitar gaplehan, setiap peserta hanya boleh menggunakan 1 joran selama perlombaan, umpan yang digunakan bebas, boleh juga pake umpan penabur (bom), tapi biasanya tidak boleh menggunakan essen. untuk lomba gaplehan segini dulu informasinya ntar kalo ada tambahan ane posting lagi. sekarang kita lanjut yang ketiga yaitu mancing lomba.
Mancing lomba berlangsung setiap hari minggu, start lomba jam 09.00 dan selesai jam 16.00, tiket lomba sebesar Rp 100.000, ikan yang turun sekitar 100 kg plus beberapa ikan besar (super), jumlah peserta maksimal 50 orang. setiap pemancing hanya boleh menggunakan 1 buah joran, hadiah dibagi dalam 5 kategori, hadiah ke 1 Rp 700.000 ke 2 Rp 500.000 ke 3 Rp 300.000 ke 4 Rp 200.000 ke 5 Rp 100.000 dan hadiah hiburan sebesar Rp 10.000 untuk 1 ekor ikan merah yang terangkat dengan maksimal ikan merah sebanyak 20 ekor.
hadiah ke 1, 2 dan 3 diberikan kepada pemancing yang berhasil mengangkat ikan terberat per ekor (sesuai urutan ikan terberat), hadiah ke 4 dan ke 5 diberikan kepada pemancing dengan jumlah ikan tangkapan terbanyak. selain mancing lomba mingguan ini ada juga kalender lomba 2 bulanan dengan harga tiket lomba sebesar Rp 200.000, disini hadiah pun meningkat hampir 2 kali lipat dari lomba mingguan.
nah itulah kira-kira gambaran aktivitas di "Pemancingan Kumis Cs". sehari-harinya pemancingan ini tak pernah sepi dari pengunjung, baik yang terjun mancing maupun sekedar nonton. di pemancingan ini pun tersedia warung untuk melayani keperluan para pemancing seperti makanan ringan, minuman, umpan dan perlengkapan mancing lainnya.
Sekarang ane mau cerita dikit tentang bagaimana asal mula ane jadi keranjingan mancing.
Mancing emang bukan sesuatu yang baru buat ane, sudah lama ane ikut-ikutan mancing entah bersama komunitas mancing di kantor atau kalo pas lagi senggang atau suntuk, biasanya ane pergi ke kolam pemancingan.
sampai sini dulu yah .............

Selasa, 10 Juni 2008

Masalah Yasinan, Tahlil dan Maulid (EraMuslim)

Assalamualaikum wa rohmatullohi wa barakatuh..
Ba'da tahmid wa sholawat
Ustadz yang semoga selalu diberikan ke istiqomahan dalam upaya mencerdaskan ummat. Berdasarkan beberapa berita yang ada bahwa aktifitas politik dari sebuah partai Islam yang pada awalnya dikenal sebagai kumpulan orang yang berpegang teguh dengan Al-Qur'an dan Sunnah dalam pemahaman salafus sholih, tapi sekarang cenderung lebih mengikuti maunya (tradisi ) masyarakat.
Yang pada awalnya ingin mencerdaskan ummat tapi sekarang terkesan memelihara (melegitimasi ) kesalahan yang ada di tengah masyarakat. Cont: Dalam sebuah acara resmi partai digelar acara baca yasin dan tahlil serta pembacaan riwayat maulid.
Mohon penjelasannya tentang kegiatan tersebut sehingga saya bisa tercerahkan.
Jazakallahu khoir
Abu Khaleed
Jawaban
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Sekali lagi kami menerima 'komplain' atas tindak-tanduk partai di mana kami tidak menjadi penentu kebijakan di dalamnya. Jelas kami pada hakikatnya bukan orang yang pihak yang pantas dijadikan tujuan pertanyaan. Pertanyaan seperi ini seharusnya langsung ditanyakan kepada partai yang bersangkutan.
Namun pertanyaan seperti ini masih saja masuk ke dalam database kami, bingung juga menjawabnya.
Maka kalau pun menjawab, apa yang kami jawab tentunya tidak ada kaitannya dengan arah kebijakan partai yang dimaksud. Yang kami jawab hanyalah seputar pandangan syariah terhadap masalah yasinan, tahlil dan maulid nabi SAW. Lepas dari urusan partai dan kebijakannya.
Masalah Esensi dan Masalah Khilafiyah
Umumnya kita memahami ajaran Islam terdiri dari wilayah yang merupakan esensi, yaitu berupa rukun iman dan rukun Islam. Di mana bila kita mengingkari rukun-rukun itu atau memahaminya dengan cara yang salah, maka terancam gugur keimanan kita.
Selebihnya, ada wilayah yang memang diberikan keluasan untuk berbeda pendapat. Dan keberagaman paham dan pola ritual ibadah di tengah tubuh umat Islam adalah sebuah keniscayaan. Dan di antara keniscayaan itu termasuk di dalamnya adalah urusan baca Yasin, tahlil dan riwayat Maulid.
Memang harus diakui bahwa masalah yasinan, tahlilan dan maulidan ini memang mencakup wilayah perbedaan pendapat yang sangat ekstrim. Di tengah masyarakat berkembang beberapa pandangan yang berbeda. Ada yang yang mewajibkan, menyunnahkan, memubahkan, memakruhkan hingga yang mengharamkan.
Tentu saja masing-masing pihak datang tidak sekedar dengan kesimpulan akhirnya. Mereka bahkan datang dengan sekian banyak hujjah, istidlal, argumentasi serta latar belakang manhaj fiqihnya.
Ini sangat berbeda bila kita masuk ke wilayah yang esensial, seperti masalah kewajiban shalat, zakat, puasa dan haji. Semua orang sepakat akan kewajiban itu. Juga semua orang sepakat bahwa judi itu haram, berzina juga haram, korupsi juga haram.
Maka kalau ada partai Islam mengajarkan bahwa shalat tidak wajib, puasa tidak wajib, zakat tidak wajib, barulah partai itu munkar. Bila ada partai yang mengaku Islam tapi menghalalkan zina, judi, korupsi atau hal-hal yang sudah disepakati ulama sebagai keharaman, barulah partai itu partai yang jahat dan maksiat.
Tapi ketika yang dipermasalahkan adalah wilayah khilafiyah, kita memang tidak bisa melakukan komplain, karena memang wilayah itu masih abu-abu, setidaknya belum jadi kesepakatan ulama tentang keharamannya.
Maka suka atau tidak suka, itulah realita umat Islam.
Sayangnya, seringkali buat masing-masing pihak, perbedaan pandangan seperti itu terkadang sudah jadi harga mati. Yang satu ngotot dengan anggapannya bahwa perbuatan itu mutlak haram, wajib diberantas, bid'ah, dan bla bla bla.
Dan yang satunya lagi juga ngotot tidak mau mundur barang selangkah pun. Pokoknya kudu tahlil, baca Yasin dan baca Maulid. Mendingan cerai dari pada tidak melakukannya. Mendingan kehilangan mertua dari pada tidak tahlilan.
Bahkan kalau ada seorang calon mantu mau melamar anak pak Haji, ternyata pak Haji kemudian tahu bahwa calon mantunya ternyata tidak tahlilan, anti maulid dan seterusnya, belum apa-apa lamaran sudah ditolak mentah-mentah.
Maka apa yang Anda angkat ini memang 'barang panas', di mana kalau kita coba iseng mengungkit dan mempermasalahkan hal itu sama saja dengan bikin perkara dengan sesama umat Islam sendiri secara internal.
Insya Allah ke depan selama mentalitas kita masih suka meributkan hal-hal seperti ini, kita masih tetap akan berantem terus tiap hari dengan sesama umat Islam. Ibarat meributkan pepesan kosong, tidak jelas ujungnya, tidak jelas awalnya.
Dan satu hal yang paling mengenaskan, kenyataan bahwa musuh-musuh Islam masih akan sangat terbantu dengan kekurang-cerdasan sikap mental kita ini.
Umat Islam Miskin Produktifitas Hoby Saling Tikam
Di tengah kehancuran dan perpecahan umat yang sudah sangat akut ini, rasanya sangat tidak produktif kalau kita masih saja berkubang dengan urusan khilafiyah yang tidak akan ada garis finishnya.
Sementara umat lain sibuk berproduksi hingga menguasai nyaris seluruh kebutuhan hidup kita, mulai dari makanan, minuman, perkakas dan semua produk kebutuhan hidup kita, kita sendiri ternyata masih saja sibuk cakar-cakaran dengan sesama muslim. Kita sendiri masih asyik berkutat dengan kertas lusuh yang sudah usang dan ketinggalan zaman.
Sementara kekuatan asing datang ke negeri kita dengan niat menjajah dan menjarah kekayaan alam, mulai dari minyak bumi, batu bara, gas alam, hingga urusan sample virus, ternyata kita sedang asyik mengepruk kepala saudara kita sendiri dengan sebongkah batu keashabiyahan, ternyata kita masih saja sibuk menusuk ulu hati dan jantung saudara kita sendiri dengan belati khilafiyah yang karatan.
Sementara jaringan pers yahudi dunia bekerjasama dengan antek-antek mereka di negeri kita mendirikan Gerakan Syahwat Merdeka, ternyata kita sedang asyik menguliti daging saudara kita sendiri untuk dimakan mentah-mentah. Soemanto pun kalah sadis dengan apa yang kita lakukan.
Belajar Menerima Khilafiyah di Tengah Umat
Satu hal yang sekiranya perlu untuk kita pikirkan saat ini adalah bagaimana kita bisa menerima realita bahwa masalah khilafiyah itu memang ada, bukan sekedar diada-adakan.
Keberadaan urusan khilafiyah ini bukan karena adanya hawa nafsu dan berangkat dari kebodohan, sebaliknya justru datang dari kemampuan para ulama dalam mengistimbat hukum syariah.
Sudah bukan zamannya lagi bila kita masih berkutat dengan kebekuan berpikir ala kelompok dan elemen umat. Sudah zamannya sekarang ini kita lebih meningkatkan wawasan dan menjalin dialog yang positif dari keberagaman umat.
Sayang sekali, ternyata mental-mental seperti ini kadang menjadi faktor penghambat dari kebangkitan Islam. Semoga ke depan nanti, kita bisa lebih bisa menerima pluralisme dalam memahami pandangan syariah selama dalam koridor yang tidak melanggar kaidah yang dibenarkan.
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc

Senin, 09 Juni 2008

Uus Journey

Nggak terasa 24 tahun sudah aku bekerja di jasamarga (JM), sebuah perusahaan yang baru saja go public di Nopember 2007.
Awal keberadaanku di JM dimulai dari Proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek pada tanggal 13 Juli 1984 sebagai staf seksi A dan B dengan luas wilayah dari Cawang sampai Karawang Barat. Waktu itu kegiatan proyek umumnya baru memulai pekerjaan tanah (Earthwork) dan juga masih ada tersisa beberapa lahan yang harus dibebaskan. awalnya kerjaku menghitung volume tanah (Cut and Fill Area) yang diambil dari gambar Cross Section, kalau udah kelar kita biasanya diajak insfeksi lapangan oleh atasan. 3 bulan pertama praktis kegiatanku seperti itu, kemudian pekerjaan berikutnya adalah pembebasan tanah dari Cikunir sampai Cakung, disitu aku ikut kegiatan mulai dari pengukuran sampai pematokan, kedua kegiatan ini cukup berat pekerjaannya, disamping medannya yang banyak rawa-rawanya, juga sikap sebagian kecil pemilik tanah yang tidak bersahabat, bahkan ada yang pake ancaman segala, beruntung waktu itu kita selalu didampingi petugas Kapuskamtib, biasanya mereka yang melakukan pendekatan dengan masyarakat .............. bersambung

100 Tahun Kebangkitan Nasional

100 tahun kebangkitan nasional ditandai dengan naiknya harga BBM dan peristiwa Monas, bagaimana komentar anda ?

Kamis, 15 Mei 2008

Istilah-istilah Manajemen

Sasaran : kondisi terukur atau target yang ingin dicapai dari suatu aktivitas spesifik yang akan dilakukan.

Kebijakan : Pedoman atau rule dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan suatu rencana

Strategi : langkah dasar atau cara-cara utama yang digunakan untuk mencapai sasaran

Program : suatu rangkaian aktivitas yang saling berhubungan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

Rencana Kerja : suatu aktivitas yang akan dilaksanakan dalam usaha mencapai sasaran organisasi